Senin, 12 Oktober 2020

Sexual Harrasment dan Gender stereotype

Kita bicara soal pelecehan seksual yuk!

Saat ini yang berkembang di masyarakat pada umumnya korban dari pelecehan seksual adalah perempuan. -meskipun sebenarnya bisa saja menimpa laki-laki juga-. Seringnya karena perempuan distereotipkan sebagai gender yang lemah tak berdaya, dikaitkan pula dengan perempuan dianggap makhluk yang indah, -bahkan dibilang sumber fitnah-, dan mengundàng syahwat, akibatnya ketika perempuan menjadi korban pelecehan seksual, dia akan disalahkan dan langsung 'dipelototi' terlebih dahulu. Tak jarang berakhir dengan "oh, lha bajumu seksi", "oh, lha kamu deket2 laki2" "oh lha km keluar malem2" dst. Intinya, adalah salah perempuan, dialah yang memicu dirinya sendiri menjadi korban pelecehan dan wajar2 saja kalau dia diperlakukan demikian (dilecehkan) ya, karena memang pantas dia diperlakukan begitu atas akibat dari kesalahannya sendiri. Sementara, laki2 kerap diasosiasikan sebagai kucing, buaya, dsb. Kebrengsekannya didanggap sebuah kewajaran. "Kucing dikasi ikan asin ya wajar aja dong". Sungguh, logika yang cacat namun menjadi pola pikir yang sudah turun temurun.

Keselamatan setiap gender sebenarnya adalah tanggungjawab kita bersama. Kuta sama-sama harus menyadari dan menjaga bahwa memang berbuat tidak baik, apapun bentuknya itu adalah tidak baik. Bukankah bodoh ketika kita membenarkan sebuah tindakan kejahatan dengan alasan korban memang pantas untuk dilecehkan? Adakah manusia di dunia ini yang pantas untuk dilecehkan?

Ya, memang tidak bisa dipungkiri, masih banyak masyarakat kita yang nggak ngerti apa itu consent. Jadi, kadang, dengan stereotip bahwa laki-laki itu strong dan superior, maka perempuan sudah sepantasnya 'mumpet' untuk menyelamatkan diri. Padahal, sekali lagi...pelecehan seksual bisa terjadi pada semua gender. "Seksi banget...rahimku anget" bla bla...merupakan salah satu contoh pelecehan seksual pada laki-laki. Hanya saja  hal ini menjadi bias karena mungkin perempuan dianggap "cuman komen" dan dari pemikiran yang mewajarkan pelecehan seksual inilah, masyarakat kita bisa jadi semakin abai dengan isu pelecehan seksual. Padahal, korban pelecehan seksual atau penyintas mengalami kerugian. Tak sedikit kasus kriminal yang kita saksikan di media mengenai pelecehan seksual diikuti juga dengan tindakan kriminal lain seperti kekerasan, penganiayaan, perampokan, hingga pembunuhan.

Dan, menariknya tak sedikit dari masyarakat kita akan berpendapat bahwa "udah tau mau diperkosa itu ya ngelawan" "udah tau disentuh tu ya kabur kek lapor polisi kek blah blah" seribu komentar bodoh yang zero emphathy. Jarang òrang mikir bahwa menjadi korban pelecehan itu berat dan gak semua orang bisa berfikir seperti apa yang dikomentarkan orang-orang. Tak semudah itu keadaannya. Tapi, orang gak akan tau sebelum dia sendiri yang jadi korban kriminal. -but i hope, loe gak perlu ngalamin buat ngubah pikiran loe-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar